Dalam sebuah
rangkaian listrik,daya didefinisikan sebagai laju energi yang dihantarkan atau
kerja yang dilakukan per satuan waktu
Dalam
pengukuran daya,ada 2 metode yaitu:
Metode Pengukuran Daya Secara Tidak Langsung
Ada dua jenis pengukuran daya menggunakan metode pengukuran tak langsung, ditinjau dari letak kedua alat ukur, yaitu ampermeter dan voltmeter :
Voltmeter dipasang sebelum ampermeter
Voltmeter dipasang setelah Ampermeter
Metode Pengukuran Daya Secara Tidak Langsung
Ada dua jenis pengukuran daya menggunakan metode pengukuran tak langsung, ditinjau dari letak kedua alat ukur, yaitu ampermeter dan voltmeter :
Voltmeter dipasang sebelum ampermeter
Voltmeter dipasang setelah Ampermeter
Metode Pengukuran Daya Secara Langsung
Pengukuran daya listrik secara langsung adalah dengan menggunakan wattmeter
Namun disini,akan
dibahas mengenai penggunaan Wattmeter
Wattmeter
adalah instrumen pengukur daya listrik yang pembacaannya dalam satuan watt
dimana merupakan kombinasi voltmeter dan amperemeter
Dalam pengoperasiannya
harus memperhatikan petunjuk yang ada pada manual book atau tabel yang
tertera pada wattmeter. Demikian juga dalam hal pembacaannya harus mengacu pada
manual book yang ada
Macam Wattmeter dibagi menjadi 3,yaitu:
Macam Wattmeter dibagi menjadi 3,yaitu:
1.wattmeter
elektrodinamik / analog
Wattmeter
elektrodinamik atau elektrodinamometer, instrumen ini cukup familiar dalam
desain dan konstruksi elektrodinamometer tipe ampermeter dan voltmeter
analog. Kedua koilnya dihubungkan dengan sirkuit yang berbeda dalam
pengukuran power. Koil yang tetap atau field coil dihubungkan secaraseri
dengan rangkaian, koil bergerak dihubungkan paralel dengan tegangan dan membawa
arus yang proporsional dengan tegangan. Sebuah tahanan
non-induktif dihubungkan secara seri dengan koil bergerak supaya dapat
membatasi arus menuju nilai yang kecil. Karena koil bergerak membawa arus
proposional dengan tegangan maka disebut pressure coil atau voltage
coil dari wattmeter
wattmeter
induksi
Perbedaan
dengan wattmeter jenis dinamometer adalah wattmeter induksi hanya dapat
dipakai dengan suplai listrik bolak balik sedangkan wattmeter jenis
dinamometer dapat dipakai baik dengan suplai listrik bolak balik atau
searah.Kelebihan dan keterbatasan wattmeter induksi yaitu wattmeter induks
imempunyai skala lebar, bebas pengaruh medan liar, serta mempunyai
peredaman bagus. Selain itu, alat ukur ini juga bebas dari error akibat
frekuensi.
Kelemahannya adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan arus eddy.Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur wattmeter. Didalam instrumen ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan.Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC.Daya listrik DC dirumuskan sebagai Dimana P = daya (Watt)V = tegangan (Volt)I = arus (Ampere)Daya listrik AC ada dua macam yaitu daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase.Pada sistem satu phase dirumuskan sebagai berikut P = VI
P = V . Icos f
Kelemahannya adalah timbulnya error yang kadang-kadang serius yang diakibatkan oleh pengaruh suhu sebab suhu ini berpengaruh pada tahanan lintasan arus eddy.Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur wattmeter. Didalam instrumen ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan tersebut berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan.Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu daya listrik DC dan daya listrik AC.Daya listrik DC dirumuskan sebagai Dimana P = daya (Watt)V = tegangan (Volt)I = arus (Ampere)Daya listrik AC ada dua macam yaitu daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase.Pada sistem satu phase dirumuskan sebagai berikut P = VI
P = V . Icos f
I = arus keluar
L1 = phase R
L2 = phase S
L3 = phase T
3~ = penggunaan wattmeter untuk sistem 3 phase
~ = penggunaan wattmeter untuk 1 phase / untuk DC
A = skala arus
V = skala tegangan
Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai berikut :
P = U x I x C
Dimana :
U = pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter
I = pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu)
C = faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter
wattmeter digital
Wattmeter
elektronik digital modern/energy meter menghasilkan sampel tegangan dan arus
ribuan kali dalam sedetik. Nilai rata-rata tegangan instan yang dikalikan
dengan arus adalah true power (daya murni). Daya murni yang dibagi oleh
volt-ampere (VA) nyata adalah power factor. Rangkaian komputer menggunakan
nilai sampel untuk menghitung tegangan RMS, arus RMS, VA, power (watt), power
factor, dan kilowatt-hours (kwh). Model yang sederhana menampilkan informasi
tersebut pada layar display LCD. Model yang lebih canggih menyimpan informasi
tersebut dalam beberapa waktu lamanya, serta dapat mengirimkannya ke peralatan
lapangan atau lokasi pusat.
http://www.um.ac.id//
http://elektro.um.ac.id/
http://www.um.ac.id//
http://elektro.um.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar